Fatwa MUI Yogyakarta: Perayaan Valentine Tidak Haram

This gallery contains 1 photo.

Menurut kaidah ushul fiqih, semua aktivitas hubungan antarmanusia tidak haram, kecuali bila ada dalil yang secara qath’i (tegas) mengharamkannya. Karena itu, wajarlah bila Majelis Ulama Indonesia (MUI) DI Yogyakarta mengeluarkan fatwa bahwa perayaan Valentine itu tidak haram, kecuali bila disertai dengan perbuatan maksiat. Baca lebih lanjut

Cerdaskan Anak dengan Cara Semudah Ini !!

Menurutku, ada satu cara yang mudah untuk mencerdaskan anak, terutama dalam hal kecerdasan logis dan verbalnya. Caranya, sering-sering berdialog dengan anak, tetapi…. (Nah, ada tapinya lo! Jadi, baca sampai tuntas, ya!)

Dalam pengamatanku, ada banyak orangtua yang berdialog dengan anak dengan menempatkan anak dalam posisi yang lebih rendah. Anak dianggap kurang pengalaman, lebih bodoh, nakal, dan sebagainya. Dengan posisi begini, orangtua cenderung menggurui anak. Seolah-olah, tugas orangtualah berkata-kata, sedangkan tugas anak adalah mendengar saja. Anak yang membantah omongan orangtua dianggap kurang ajar. Kata-kata sang anak yang bukan bantahan pun seringkali dikritik secara tajam, bahkan kasar, karena sang orangtua menilainya tidak benar, tidak baik, tidak sopan, dan sebagainya. Akibatnya, surutlah kemauan anak untuk berkata-kata. Hasilnya, si anak menjadi tidak terbiasa berkata-kata. Akhirnya, dengan keadaan begitu, bagaimana mungkin si anak itu menjadi lihai berkata-kata?

Cara Mudah Mencerdaskan Anak

"Syifa itu cerdas sekali. Otaknya jalan. Kalau diskusi, seperti orang dewasa." Begitu kata beberapa guru putri kami itu (9 tahun) yang sampai ke telinga istriku. "Maklum, bapaknya 'kan penulis," timpal 1-2 orang diantara mereka. Hmmm… Aku jadi bertanya-tanya dalam hati. (1) Benarkah anak kami itu cerdas? Ah, aku tidak terlalu mempedulikannya. Apakah dia tolol ataukah jenius, dia perlu belajar terus! (2) Kenapa, ya, kalau ada anak yang cerdas, … Read More

via M Shodiq Mustika ™

Pacaran Islami dalam Novel “Ayat-Ayat Cinta”

ayat-ayat cinta

PACARAN DALAM ISLAM (kajian Analitis terhadap Pemikiran Habiburrahman El-Shirazy dalam Novel Ayat Ayat Cinta)

By teraskita

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (QS. Ali Imran :14).

Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.

Tapi, cinta seperti apa yang mampu memberikan rasa indah dalam pandangan manusia? Apakah cinta dalam pacaran termasuk didalamnya? Baca lebih lanjut

Cerpen: Reuni Dua Sejoli

Reuni Dua Sejoli*
JawaPos, Minggu, 13 Desember 2009

BAGAIMANA cara bersembunyi dari sahabat-sahabat masa lalu? Kedatangan mereka rasanya lebih pahit ketimbang perpisahan yang hanya menyisakan kepedihan sesaat, namun lekas terlupakan begitu datang sejawat-sejawat baru. Andai kau tahu betapa kenyinyiran yang mereka bawa sebagai oleh-oleh telah membuat aku merasa semakin tidak sempurna sebagai laki-laki. Nyaris pada setiap kedatangan yang tak terduga itu, mereka seakan tiada bakal puas sebelum tuntas bertanya-tanya; Kenapa kau belum juga punya keturunan, kawan? Barangkali ada yang salah dengan pernikahanmu? Atau kau sedang mengidap semacam penyakit yang membuatmu tidak pernah mampu membuahi istrimu? Ah, jangan-jangan mereka memang sedang bersekutu untuk mempecundangi aku. Baca lebih lanjut

Supaya mendapat mimpi spiritual seusai istikharah

Istikharah Cinta

pada buku abi yg brjudul istikharah cinta sya membaca"mimpi spiritual dapat dialami kita yg mau membuka hati dan pkiran"..mksudnya bagaimana abi saya krang begitu memahami

Jawaban M Shodiq Mustika:

Pengertian “membuka” di situ adalah bersikap terbuka untuk menerima petunjuk ilahi. Kalau kita ragu bahwa Allah dapat memberi kita petunjuk lewat mimpi, maka itu berarti kita belum bersikap terbuka. Namun bila kita yakin bahwa Dia bisa menyampaikan petunjuk kepada kita melalui mimpi, maka kita telah bersikap terbuka. Semakin besar keyakinan kita, semakin terbukalah sikap kita, sehingga peluang mendapat petunjuk pun makin besar.

Pengertian “membuka hati” adalah melapangkan hati, terutama dengan cara membersihkan hati dari berbagai penyakit hati. Ibarat cermin, yang lebih mampu memantulkan cahaya adalah yang lebih bersih. Ini seperti kemampuan “indera keenam”. (Lihat “Indera Keenam menurut Al-Qur’an“.)

Pengertian “membuka pikiran” adalah mengaktifkan akal. Terutama setiap bangun dari tidur, jangan buru-buru melakukan aktivitas apa pun sebelum “memutar ulang” mimpi yang baru saja dialami. “Memutar ulang” itu bisa dengan cara menuliskannya atau menceritakannya ke orang lain. Kalau tidak “diputar ulang”, mimpi-mimpi itu akan mudah terlupakan. Kemudian setelah “diputar ulang”, mimpi itu dapat ditakwil secara ilmiah (menurut psikologi).

Wallaahu a’lam.

Prasyarat supaya cinta kita abadi (selama-lamanya)

“Cinta adalah kecenderungan permanen yang dialami oleh kalbu orang yang dimabuk asmara.” Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu Qayyim, Taman Jatuh Cinta, bab Akar Kata Nama-Nama Cinta dan Maknanya, ketika mulai menjelaskan pengertian cinta (mahabbah). Jadi, cinta sejati berlangsung abadi, selama-lamanya.

Bila ada “ilmuwan” yang mengemukakan hasil “penelitian” (yang kurang teliti) bahwa cinta antara pria-wanita hanya berlangsung selama 4 tahun, sedangkan seterusnya nafsu seks birahi, maka itu berarti bahwa sang “ilmuwan” belum mengenal cinta sejati lantaran kurang teliti. Sebab, dia hanya meneliti “gairah” cinta dan belum mendalami cinta sejati itu sendiri. Padahal, Baca lebih lanjut

Manakah definisi "cinta" yang benar?

Inilah pertanyaan pertama yang mengemuka dari seorang “santri offline” (yaitu yang langsung berinteraksi dengan tatap muka) di Pesantren Cinta:

“Cinta” itu apa? Apa definisinya? Bagaimana kita bisa membicarakan cinta bila kita tidak tahu arti kata “cinta” yang sesungguhnya?

Jawaban M Shodiq Mustika: Baca lebih lanjut

Perlukah kita mempelajari ilmu cinta? Mengapa?

Di sekolah atau di kampus, kita diajari banyak ilmu dan pengetahuan. Diantaranya: matematika, bahasa, olahraga, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan masih banyak lagi. Ilmu-ilmu seperti itu tentu bermanfaat bagi kehidupan kita. Alhamdulillaah… seandainya kita tidak pernah mempelajari ilmu-ilmu itu, apalah jadinya diri kita kalau bukan seperti katak dalam tempurung?

Akan tetapi, bagaimana dengan ilmu cinta? Apakah sekolah kita selama ini sudah mengajari kita ilmu cinta? Ataukah orangtua kita sudah mengajarkannya kepada kita dalam kehidupan sehari-hari? Kalau mereka telah mengajari kita, itu sudah memadaikah bagi kita?

Kita sering menyaksikan, ada orang yang amat cerdas di bidang matematika atau bahasa atau olahraga atau yang lainnya, tapi mendadak “berubah” menjadi tolol banget manakala berhadapan dengan cinta. Ada apa gerangan? Apakah kita tidak perlu cerdas di dunia cinta? Kalau tidak perlu, mengapa? Kalau perlu, mengapa?

Seraya terus bertanya-tanya dan berusaha mencari jawabannya, alangkah baiknya bila kita perhatikan “Kata Pengantar” Ibnu Qayyim, sang pakar cinta, di buku Taman Jatuh Cinta. (Versi online-nya baru saja kami tampilkan di http://juziyah.wordpress.com/kata-pengantar/ .) Insya’ Allah dari situ kita bisa mendapatkan gambaran mengenai seberapa kecil atau seberapa besar pentingnya mempelajari ilmu cinta. Silakan menyimak.

Apakah Oral Sex itu haram?

Pak Shodiq, Saya ingin bertanya.. Ketika sudah menikah dan melakukan hubungan seks suami istri, Apakah Oral Sex (memasukkan alat kelamin ke mulut) itu haram??? mohon penjelasannya……

Jawaban M Shodiq Mustika:

Tidak ada dalil yang sharih (jelas) mengenai oral sex tersebut. Karena itu, halal-haram hukumnya merupakan bidang garap ijtihad. Sebagaimana ijtihad dalam persoalan lainnya, kita bisa menjumpai pandangan-pandangan yang berlainan. Ada yang mengharamkan, ada pula yang menghalalkan.

Lantaran perbedaan itu, suami-istri hendaklah tetap saling menghargai. Bila istri berpandangan hukumnya haram, sedangkan suami berpandangan hukumnya halal, maka si suami mestinya tidak menuntut istri untuk melakukan seks oral itu.

Untuk penjelasannya, Baca lebih lanjut

Konsultasi: Ingin Nikah Islami Tapi Keluarga Si Dia Ingin Secara Adat

Ibu Emmy yth., saya gadis (26 tahun), keturunan suku Jawa yang tinggal di kota B, alhamdulillah baru saja diterima sebagai PNS. Keluarga saya sangat menjunjung tinggi nilai agama atau sangat religius. Kini saya tengah menjalin hubungan serius dengan seorang lelaki, sebut saja I yang juga orang Jawa tulen.
Hubungan kami sudah berjalan selama 2 tahun. Kedua orangtua kami sudah saling tahu dan menyetujuinya. Meski begitu mereka belum pernah bertemu, hanya berkirim salam melalui saya atau I.

Akhir-akhir ini, kami saya dan I tengah merencanakan pernikahan, namun kami menemui masalah yang cukup besar bagi saya. Ketika I mengemukakan niatnya kepada orang tuanya, mereka setuju, tapi dengan syarat memakai tata cara pernikahan adat Jawa lengkap.

Sejujurnya, saya pribadi tidak setuju dengan persyaratan itu. Bayangkan Bu, saya yang pakai jilbab harus melakukan urut-urutan tata cara pernikahan yang saya rasa tidak praktis. Sementara keluarga saya pun menginginkan yang serba ‘simple’ yang penting sesuai dengan syari’at Islam. Seperti pernikahan kakak, yang hanya ijab qabul dan walimahan sederhana.

Orang tua saya kecewa, mendengar jawaban I ketika ditanya masalah kebenaran keinginan keluarganya dan seberapa usahanya untuk mengusahakan untuk memakai acara pernikahan secara islami saja. Sejak itu, orang tua berbalik menjadi tidak suka dengan I dan malah menawari saya pria lain pilihannya. Tentu saja saya menolak. Saat ini saya merasa bingung dan sedih, sebab I terkesan kurang peduli dengan masalah ini. Tampaknya, ia tidak tegas dan tidak berani mengutarakan secara gamblang menyampaikan masalah ini kepada orangtuanya.

Dia merasa masih bergantung pada orang tuanya, sehingga bila melawan mereka bisa sulit baginya untuk mencari nafkah. Karena terlalu bingung, pernah ia mengajak saya untuk kawin lari. Saya tidak mau, saya ingin menikah secara baik-baik. Mohon saran dari ibu, agar saya bisa mendapat jalan keluar yang bisa diterima semua pihak. Terima kasih dan jazakumullah. Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Nona, di kota B

Jawaban Bu Emmy di Suara Muhammadiyah: Baca lebih lanjut