Alhamdulillah saya menemukan situs ini,banyak sekali hal positif yg saya dapat dan banyak mendapat jawaban dari banyak pertanyaan saya. Tadinya saya ragu untuk bertanya [konsultasi] langsung karena malu. Tapi masih banyak hal yg saya ingin langsung pak shodiq jawab atas masalah saya.
Bismillahirahmaanirahiim,,
saya berumur 20 th,seorang anak yatim sejak 10thn lalu dan banyak sekali kesedihan yg saya alami setelah itu. bisa dibilang saya ini dewasa tanpa banyak campur tangan orang tua, saya mencari kedewasaan saya sendiri sehingga banyak kesalahan yg saya perbuat dalam hidup saya.
dalam berpacaran saya berusaha berhati2 tapi saya juga lugu atau mungkin bodoh dalam hal ini, saya sangat ingin ada orang yang menyayangi saya dan untuk hal itu saya membutuhkan kenyamanan terlebih dahulu. banyak teman yang bilang klo banyak cowok yang suka sama saya, tapi mungkin mereka takut mendekati karena saya cenderung pendiam dan menjauh dengan orang yang saya tau suka sama saya tapi saya tidak suka. waktu umur 15-16thn saya pernah berpacaran dan berzina dengan pacar saya itu, sejauh dia memasukan tangannya ke ****** saya. kami hanya berpacaran 4 bulan dan long distance. saat itu saya tidak terlalu sedih karena kehilangan dia, tetapi saya sangat menyesal atas apa yg telah saya perbuat dengannya. Alhamdulillah waktu itu ada kesempatan untuk saya ikut pesantren kilat ke darut tauhid Aa Gym, saya bertaubat dan setelah itu saya sakit usus buntu dan dioperasi, saya berharap saat Allah SWT telah mengampuni dosa saya dengan sakit saya itu.
masuk kuliah, saya melihat banyak perbedaan orang dalam berpacaran. tahun pertama kuliah saya ditaksir oleh 2 orang senior yang berteman, keduanya berani mendekati saya tapi saya menerima salah satunya (A) karena yang lain sudah punya pacar (B) walaupun secara finansial dia jauh(tapi saya paling anti bahagia di atas penderitaan orang lain) saat terakhir saya pergi dengan B dia mencium bibir saya. saat itu juga saya marah, menyesal dan tidak mau lagi bertemu dengannya. saat berpacaran dengan A saya juga melakukan kegiatan bermesraan dari berciuman (A berciuman pun belum pernah saat itu tapi koleksi film birunya banyak) saya mau berciuman dengannya karena saya merasa bersalah telah dicium temannya yang akhirnya hal itu saya akui dan A awalnya marah karena itu. bulan2 pertama kami berpacaran sangat menyenangkan dan penuh canda, cerita, lelucon, seperti yang saya tebak sebelumnya A juga mempunyai masalah keluarga yang pelik seperti saya jadi kami pun seperti teman curhat.
di bulan2 pertama itu juga kami mulai berhubungan cukup jauh, bermesraan kami kelewat batas (dia g tau masa lalu saya) dan dia berjanji walaupun ga sampe ML dia akan menikahi saya. sampai saya memutuskan untuk ngekos dekat kampus (dekat jg dengan tempat kosnya) dan saat itu kami sering bermesraan bahkan di bulan puasa (tapi kami tidak meninggalkan shalat).
kami dekat sekali, hampir setiap bertemu atau sekedar sms dan telpon. tapi semakin lama kami semakin sering bertengkar. saya jadi sering membesar2kan hal kecil, hal itu sebenarnya dikarenakan hati saya sudah merasa khawatir karena dia semakin cuek dan saya takut ditinggalkan, saya takut dia ingkar janji. tapi kemarahan saya menjadi bumerang untuk saya karena dia semakin cuek.
setelah 10 bulan akhirnya kami putus (saya yang memutuskan) tapi saya sedih sekali karena dia seperti tenang saja dan tidak mengajak saya balik. akhirnya saya yang meminta dia kembali dengan memaksa, tentu hanya bertahan 3 bulan karena tidak ada hal yang menjadi tambah baik, dia seperti mau tidak mau, dia bilang masih khawatir sama saya. tapi akhirnya kami putus juga. saya sedih sekali seperti kehilangan pegangan hidup dan saya sedih karena orang yang saya percapa untuk menjaga lahir batin saya malah menyakiti saya, saya juga shock tiba harus kehilangan dia dalam hari2 saya. saya kejar dia berbulan2 tapi justru dia semakin menjauh dan mengatakan hal2 yang menyakitkan juga begitu jual mahal, dia bilang saya ga bisa dikasih harapan dan ngelunjak. di saat say mengejarnya dia pernah bilang kalau dia kembali sama saya dia akan membahagiakan saya (entah kapan). dia pernah bilang saya terlalu pintar untuknya (dalam akademik dan kedewasaan), memang dalam banyak hal saya merasa saya jauh lebih dewasa darinya. sampai akhirnya saya menyerah. saya fokus sama diri saya, bertekad ga hubungin dia lagi, saya bertaubat, Alhamdulillah Allah bukakan banyak jalan, saya dapat hidayah untuk menggunakan jilbab dan dipertemukan dengan guru ngaji yang begitu syar’i yang berpegang hanya pada Al-Quran dan hadis sehingga Insya Allah jauh dari perkara2 yang bid’ah. suatu hari A menghubungi saya mungkin karena kangen dan kesepian, dia mulai memberikan perhatian2 saat saya ada masalah atau waktu saya mau sidang lulus kuliah,dia bilang kita udah bukan pacaran bukan berarti ga memikirkan lagi. walaupun tidak setiap saat semua tergantung moodnya dan saya sudah tidak merasakan kehangatan seorang kekasih darinya. sejak saat itu hubungan kami jadi cukup baik, silaturahmi kami jadi terjalin walaupun mungkin karena hati kecil saya masih sangat sakit pernah juga kami kembali bertengkar karena saya tersinggung dia tidak membalas sms saya waktu saya ucapin ultah.saya sedih dia hadir kembali hanya sebagai teman.
saya sangat mencintainya (Insya Allah ga melebihi cinta saya pada Allah), belum sedikitpun melupakannya walaupun saya bisa menahan diri untuk tidak menghubunginya. saya sangat merindukannya, puisi2 cintanya, pujiannya, ajakannya dalam kesabaran, rayuannya saat saya marah dan segala hal saat dia begitu mencintai dan memuji saya. dia senang punya pacar yang cantik dan bangga punya pacar pintar saat itu. dia juga sopan sekali pada keluarga saya sehingga keluarga saya cukup simpatik dengannya, walaupun saya belum bertemu ibunya tapi hubungan kami cukup baik karena pernah tukar2 makanan dan ibunya pernah menelpon saya.
sebenarnya saya kasihan sama dia, dia kurang kasih sayang dan ajaran yang benar dari keluarganya (dalam hal agama dan kehidupan). perlu diketahui kami putus juga karena masalah finansial,walaupun kami kuliah di tempat yang mahal tapi sebenarnya dia dari keluarga yang pas2an sedangkan keluarga saya sendiri sedang banyak masalah keuangan.
saya juga sebenarnya mau dia kembali sama saya tapi dalam keadaan dia lebih dewasa dan serius. saya tidak khawatir dia dengan perempuan lain akan lebih solid dari hubungan saya dengannya dulu, karena dia cukup tertutup pada masalah keluarganya, tapi saya mampu membuatnya begitu terbuka. dia pun jarang sekali pacaran serius dan tidak pernah pacaran lama, sebelumnya dia berpacaran 4 tahun sebelum dengan saya dan setelahnya hanya dekat2 biasa. tapi hanya bisa berdoa untuk itu, saya tidak mau berbuat apa2 lagi. yang mau saya tanyakan:
Apa yang harus saya lakukan agar dia kembali pada saya??
saya sudah tidak mau bicara langsung tentang perasaan saya, tapi saya ingin setiap dia menghubungi saya, saya bisa memberi kesan padanya sehingga dia jatuh cinta lagi.
saya pernah tau kalo doa itu bisa merubah takdir, doa apa yang sebaiknya saya baca untuk dia kembali sama saya dan berjodoh dengannya??
saya berharap dia kembali sama saya selamanya sampai menikah, saya juga ga mau dia kembali sama saya hanya karena perasaan bersalah karena pernikahannya tidak akan langgeng.
tapi saya juga belum ingin menikah saat ini, saya masih banyak cita-cita untuk membahagiakan ibu saya. tapi saya ingin saling menemani lagi sama dia dalam suka dan duka sampai saat kami menikah seperti dulu lagi. saya sendiri dalam proses mendewasakan diri, meningkatkan kesabaran agar tidak gampang emosional dan dalam setiap doa saya saya berjanji jika dia kembali sama saya, saya akan bersyukur dan akan menjaga diri saya sendiri untuk tidak melakukan perbuatan yang sama dengan iman yang Insya Allah lebih baik dibanding dulu. saya ga akan lagi percaya sama dia, tapi saya hanya akan percaya pada Allah untuk menjaga hubungan kami dengan tidak akan henti2nya beribadah dan berdoa. saya sering memimpikannya, kadang mimpi itu karena saya begitu rindu tapi kadang juga seperti firasat dia akan kembali. saya tidak mau shalat istikharah lagi karena bagi saya jawabannya tidak nyata, jadi lebih baik saya beribadah dan berdoa di saat yang baik dalam banyak kesempatan saya benar2 merindukannya sampai saya sering menangis dan saya lelah, tolong beri saya petunjuk, Insya Allah saya bisa dapat petunjuk atas harapan saya ini dari pak shodiq.
Perlu diketahui banyak juga hal positif yang saya lakukan dengannya,kami selalu saling memberi motivasi dalam banyak hal dan berbagi wawasan, saya juga sangat merindukan hal tersebut. saya senang wawasan kami saling bertambah, saling mengisi. saya ingin kembali dengannya karena juga ingin dia jadi orang yang lebih baik juga dalam hal agama bersama saya. saya juga mengkhawatirkan dia dan masa depannya, dia membutuhkan seorang motivator, dan saya ingin jadi motivator untuknya. saya ingin merintis kehidupan bersama dengannya sampai kami menikah. saya juga ingin Allah SWT memberikan kesempatan untuk saya membutikan kalo cinta saya sama dia tulus, bukan sekedar nafsu. saya juga berdoa dia seperti itu pada saya, seperti waktu pertama dulu, saat cinta kami masih begitu suci. dengan niat saya yang baik untuk kembali dengannya, sebagai perempuan muslimah apa yg sebaiknya saya lakukan tanpa kehilangan harga diri lagi??
Terima kasih sebelumnya.
Tanggapan M Shodiq Mustika:
Aku memaklumi betapa mendalamnya rasa cintamu kepadanya. Aku tidak bisa asal-asalan menjawab. Aku perlu waktu untuk merenungkannya. Kini, aku sudah siap menjawab pertanyaanmu.
Begini, terus terang, aku agak kerepotan untuk menjawab pertanyaanmu. Sebab, kamu bertanya dengan mengajukan batasan-batasan yang membuatku kurang leluasa untuk menjawabnya.
Yang jelas, kamu menanyakan doa untuk mengubah takdir, tapi kamu tidak mau istikharah. Padahal, doa istikharahlah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. untuk mengubah takdir.
Inti pertanyaanmu, kamu ingin tahu apa yang harus kau lakukan agar dia kembali kepadamu, tetapi kamu juga mengajukan keinginan agar kamu berjodoh dengan dia untuk selama-lamanya. Padahal, yang bisa menjadikan berjodoh selama-lamanya itu pun juga istikharah.
Untuk berjodoh selama-lamanya, prasyaratnya adalah bahwa motivasi cinta pada kedua pihak adalah “kebaikan sejati”, bukan semata-mata demi manfaat. Pada percintaan kalian, aku menduga bahwa motivasi kalian yang utama adalah manfaat. Padahal, setiap kali masing-masing dari kalian menjumpai bahwa hubungan kalian kurang bermanfaat, maka merengganglah hubungan kalian. Dengan keadan begini, bagaimana kita bisa berharap bahwa kalian akan berjodoh selama-lamanya?
Untuk berjodoh demi “kebaikan”, prasyaratnya (yang menyertai istikharah) adalah tawakkal kepada Sang Mahakuasa. Hanya Dialah yang Mahatahu siapakah jodoh yang baik bagi dirimu dan bagi dirinya.
Untuk bercinta demi “kebaikan”, kalian perlu menghayati rasa kesatuan disamping keterpisahan antara kalian. Dalam pengamatanku terhadap kata-katamu, kulihat kau terlalu terfokus pada masing-masing dari kalian secara individual, sendiri-sendiri, bukan sebagai satu kesatuan. (Salah satu indikasinya, jumlah kata “aku” dan “dia” yang gunakan dalam curhatmu itu jauh lebih banyak daripada kata “kami”. Indikasi lain, pemutusan hubungan dilakukan sepihak, bukan atas dasar musyawarah berdua.)
Itulah diantara yang perlu kau pelajari. Intinya, aku menyarankan dirimu untuk “belajar mencintai” dengan cinta sejati yang seoptimal mungkin. Tentu saja, cinta sejati itu bukanlah terbatas pada asmara. Kamu perlu lebih mencintai banyak orang, terutama orang-orang yang dekat denganmu. Semakin tinggi kualitas kamu dalam mencintai banyak orang, maka akan semakin tinggi pula kualitas cinta kamu terhadap dirinya. Selanjutnya biarlah Allah yang menentukan ganjaran apa yang pantas untuk kualitas cintamu itu. Apakah ganjaran itu termasuk berjodoh dengan dirinya ataukah tidak, bertawakkal sajalah.
Untuk “belajar mencintai” dengan cinta sejati yang seoptimal mungkin, aku merekomendasikan bagi dirimu buku Erich Fromm, The Art of Loving dan Scott Peck, The Road Less Traveled. (Kedua buku ini cukup populer di Indonesia, sehingga versi terjemahannya pun ada lebih dari satu penerbit.)
Adapun supaya dia kembali berhubungan cinta denganmu, saranku: “Manfaatkan Agen Cinta“. Untuk saranku lainnya, lihat “Konsultasi: Putus cinta karena kurang apa?” dan “Supaya Si Dia Tidak Marah-Marah Lagi“. Untuk penjelasan yang lebih rinci, aku sarankan kau baca buku best-sellerku, Istikharah Cinta dan Doa & Zikir Cinta, khususnya pada bab-bab yang relevan.
Begitulah tanggapanku terhadap persoalanmu. Semoga Allah senantiasa membimbing perjalanan cintamu. (Aamiin.) Wallaahu a’lam.